Pada tanggal 27-28 Oktober 1928 silam, seluruh perwakilan
pemuda di tanah air berkumpul dan berikrar. Pada saat itu, para pemuda
Indonesia hadir dalam Kongres Pemuda Kedua di Jakarta yang diprakarsai oleh
Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI). Pada penutupan kongres kedua ini
dibacakan rumusan hasil kongres yang disebut “Sumpah Pemuda”. Tanggal 28 Oktober menjadi catatan sejarah bagi
perjalanan bangsa Indonesia, karena para pemuda mempertaruhkan semua jiwa raga
untuk bangsa Indonesia dan bersatu padu memperkuat diri untuk menuju
kemerdekaan tahun 1945. Kondisi ketertindasan yang mendorong para pemuda pada
saat itu membulatkan tekad untuk berjuang demi mengangkat harkat dan martabat
rakyat Indonesia. Di masa perperangan
melawan penjajah, para pemuda mendeklarasikan diri dalam Satu Tanah Air, Satu
Bangsa, dan Satu Bahasa, yaitu Indonesia. Sayangnya, peristiwa 83 tahun yang
lalu sangat berbeda dengan situasi dan kondisi sekarang. Di mana aksi tawuran
pelajar, narkoba, seks bebas dan berfoya-foya sudah menjadi ikon kebanggaan
segelintir para pemuda.
PERAN PARA PEMUDA DI ERA PEMBANGUNAN
Pada zaman peperangan dahulu, Sumpah Pemuda dijadikan awal
perjuangan bagi pemuda agar bersatu merebut kemerdekaan dan terbebas dari
kemiskinan dan kebodohan. Namun semangat patriotisme dan nasionalisme di
kalangan generasi muda sekarang mulai luntur. Padahal generasi muda tidak perlu
lagi memegang senjata atau bambu runcing untuk berjuang melawan penjajah.
Indonesia yang berusia hampir mendekati satu abad dihitung dari hari Sumpah
Pemuda, maka janganlah disia-siakan. Generasi muda hanya tinggal mengisi
kemerdekaan dengan pembangunan dan pendidikan. Namun begitu mudahnya
perselisihan batas wilayah, peperangan antarsuku, tawuran pelajar, mahasiswa,
mudahnya emosi sebagian masyarakat, sikap toleran dan saling menghormati mulai pudar.
Setiap hari kita saksikan di media massa, tidak sedikit pemuda yang terjerumus
ke dalam lembah penyalahgunaan narkoba, seks bebas, tawuran antar pelajar, aksi
kriminal dan penyimpangan lainnya sudah menjadi kebanggaan tersendiri bagi
sebagian para pemuda. Kejadian seperti
ini tidak terlepas dari kegagalan pemerintah dalam menyelenggarakan sistem
pendidikan nasional. Pemerintah kita seakan-akan melepas tanggung jawabnya
kepada pihak lain untuk mengurus pendidikan. Dampaknya adalah pendidikan
sekarang beralih fungsi dari institusi yang menanamkan nilai-nilai moral
menjadi lahan basah untuk mencari keuntungan melalui privatisasi dan
komersialisasi pendidikan. Pendidikan
tidak hanya terfokus pada mencerdaskan intelektual semata-mata, namun harus
berimbang antara kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual. Jika sistem
pendidikan kita masih sama dilakukan oleh pemerintah Indonesia tanpa adanya
koreksi dan evaluasi secara komprehensif, maka sikap instan dan pragmatisme
akan menjadi jalan hidup dan wahana perjuangan bagi lembaga pendidikan yang
bernama sekolah. Di era kemerdekaan ini, peran pemuda dan pemudi harus terus
ditingkatkan dengan mengisi kegiatan-kegiatan positif melalui pembangunan,
seperti menempuh pendidikan setinggi-tingginya untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia. Sedangkan untuk menangkal pengaruh negatif akibat
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern, maka generasi muda wajib
membekali diri dengan keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt. Banyak tugas dan
pekerjaan rumah di depan mata yang harus dilaksanakan dan diselesaikan secara
arif dan bijaksana. Para pemuda sebagai garda terdepan penerus bangsa harus
memegang teguh amanat berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, karena ke depan akan
muncul "tantangan baru" sebagai akibat pesatnya kemajuan di bidang
ilmu pengetahun, teknologi informasi dan komunikasi serta perkembangan dinamika
masyarakat yang makin kompleks. Para pemuda harus siap bekerja dalam iklim
keterbukaan, yakni kerja keras, kerja cerdas, dan kerja ikhlas serta memiliki
daya respon yang tinggi. Oleh karena itu, setiap pemuda harus membekali diri
dengan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yang baik, sekaligus dapat
memberikan teladan bagi masyarakat. Tiada kata berhenti untuk mengabdi kepada
masyarakat dan optimisme pembangunan harus terus berjalan dan berbenah diri
hingga waktu jualah yang mengakhirinya nanti. Hendaknya setiap pemuda Indonesia
berkata apa yang bisa kamu berikan kepada negara dan janganlah sekali-kali
berkata apa yang bisa kita ambil dari negara ini.
MAKNA SUMPAH PEMUDA
Makna Sumpah Pemuda Sumpah Pemuda merupakan awal dari
kelahiran bangsa Indonesia. Di mana selama ratusan tahun tertindas di bawah
kekuasaan penjajah Belanda. Kondisi ini mendorong para pemuda menyatukan
barisan untuk memperjuangkan kemerdekaan rakyat Indonesia hingga berhasil
mencapai kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945. Adapun isi teks Sumpah
Pemuda sebagai berikut:
- Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia.
- Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah satu, tanah air Indonesia.
- Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Dari isi Sumpah Pemuda di atas dapat kita pahami bahwa bagi
bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda merupakan suatu komitmen bersama untuk bersatu
melawan penjajah, memerangi kemiskinan, keterbelakangan, dan kebodohan bidang
pendidikan. Momen inilah yang membuka pintu bagi para pejuang hingga mencapai
kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Mengapa Sumpah Pemuda merupakan awal kelahiran
bangsa Indonesia. Karena ada 3 makna yang terkandung di dalam Sumpah Pemuda,
yaitu
- Sumpah Pemuda sebagai catatan penting dalam sejarah Indonesia untuk mempersatukan perjuangan pemuda dalam merebut kemerdekaan.
- Sumpah Pemuda meletakkan arah dan tujuan perjuangan menentang kolonialisme, salah satunya melalui pendidikan.
- Sumpah Pemuda sejatinya adalah cikal bakal menuju proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.
Dengan demikian, kemerdekaan merupakan harga mati yang harus
dicapai, dipertahankan, dan diisi melalui pemerataan pembangunan untuk
menghilangkan jurang kemiskinan dan pendidikan untuk menghapus kemodohan dan
keterbelakangan masyarakat.
KESIMPULAN
Simpulan Peringatan hari Sumpah Pemuda Tahun 2013 merupakan
momentum untuk merenungkan dan mengevaluasi kembali perjuangan bangsa ini. Di
mana pada tanggal 28 Oktober 1928 yang silam, para pemuda bersatu untuk
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Tumpah darah yang satu, bangsa yang satu,
bahasa yang satu, yaitu Indonesia. 68 tahun merdeka lepas dari belenggu
penjajahan, para pemuda Indonesia harus bangkit dengan niat yang tulus untuk
mengisi kemerdekaan ini dengan pembangunan di segala bidang guna meningkatkan
kesejahteraan, kemajuan, dan kemakmuran bangsa dan negara Indonesia. Dengan demikian, memahami dengan baik dan
benar akan makna peringatan Sumpah Pemuda adalah modal dasar meneruskan
cita-cita bangsa menuju kejayaan Indonesia.
Referensi : http://sumsel.kemenag.go.id
Posting Komentar